Seksi Kesehatan Karang Taruna Kabupaten Tegal mengadakan aksi pertunjukan pantomim bertema "Tegal Darurat Sampah", Minggu (24/11) jam 7 pagi. Dari pojok Alun-alun Hanggawana, depan radio Slawi Fm, seorang pria tanpa mengenakan baju, bertubuh merah menyala, bercelana jeans hitam, tanpa alas kaki, dan berikat kepala memulai aksinya.
Dia menundukkan kepala seperti sedang berdoa, dengan mengatupkan tangannya, membawa payung yang belum terbuka, dan 2 buah kantong kresek bertuliskan "DARURAT SAMPAH". Lalu, dia mulai berjalan pelan searah jarum jam mengelilingi Alun-alun.
Dengan bercucuran air mata yang nampak membasahi pipinya, sambil sesenggukan sang pantomim mengekspresikan kesedihan yang mendalam tentang kondisi Tegal yang penuh sampah. Sesekali tangisnya terpecah menjadi-jadi saat menjumpai sampah plastik di jalanan Alun-alun, dan memungutnya.
Sesampai di pojok antara masjid Al-Hajj dan PMI, dia melakukan orasi sekitar 3 menit. Ternyata tidak hanya aksi bisu saja yang dia lakukan. Ini aksi campuran pantomim dan monolog. "Sebentar lagi musim hujan dan akankah sampah ini mengakibatkan banjir!?" tanya dia dengan lantang menggelegar membuat pengunjung alun-alun terdiam menyaksikannya. Lalu sang pantomim melanjutkan perjalanan ekspresifnya sembari berdzikir "La khaula wala quwwata illa billahil 'aliyil 'adzim".
Dijumpai setelah aksi, sang aktor pantomim mengutarakan bahwa aksinya ini untuk mengetuk hati warga bahwa Tegal memang sudah darurat sampah, seperti yang telah diutarakan Bupati Umi Azizah di awal tahun 2019 silam. Dia berharap dengan aksinya akan menggugah kesadaran akan pentingnya mengelola sampah dari mulai tingkat individu dan rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar