Aku tertegun saat pertemuan kedua pegiat sampah di rumahku, Talang. Kak Budi, ketua ASOBSI menunda pulang, hanya untuk membantu membersihkan konsumsi pertemuan. Dia mengumpulkan sisa gelas air mineral. Membuang label plastik merk-nya. Dan menjejalkannya menjadi satu tumpukan padat.
"Ini sayang, jangan dibuang, saya bawa pulang saja. Eman-eman"
Ini dia yang kucari! Inilah ujung dari semua gerakan ini. Semua kampanye bebas sampah bukan berakhir pada membuat acara seremonial bersih-bersih sesekali waktu. Namun dari hal kecil, dari diri kita, dari sekarang, dan istiqomah. Semua yang sedang dilakukan aktivis sampah ini bertujuan perubahan perilaku itu.
Percuma gaung begitu keras, seremonial begitu gegap gempita, bersih-bersih serentak di tempat umum begitu semangatnya, namun setelah itu kita pulang dan malas bersih-bersih di rumah sendiri. Malas mencegah sampah masuk ke dalam rumah, malas memilah, malas mengolah sampah.
Perubahan perilaku ini akan disebut sukses dengan indikator pada diri sendiri dulu. Lihat meja kerjamu, lihat kamar mandimu, lihat dapurmu, lihat rumahmu. Lihat bak sampah dalam rumahmu. Lihat sisa makananmu. Lihat berapa banyak barang bekas yang bisa kamu pakai kembali.
Ini semua begitu jelas nyatanya, bukan khayalan. Perubahan perilaku seperti apa yang sedang kita inginkan dalam hal sampah? Ini tentang bagaimana merubah manusia menjadi bersungguh-sungguh dalam cinta kebersihan, kerapihan, keindahan. Apakah kamu sendiri telah berubah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar