Rabu, 12 Juni 2019

TPS Belakang Dinkes meluber

Hari pertama masuk kerja setelah lebaran. Seperti biasa, kami, karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tidak ada apel pagi, digantikan dengan bersalaman. Berdiri memutar di teras halaman depan Dinkes, dan satu persatu orang yang datang menyalami. Bermaaf-maafan. Bulan Syawal dengan semangat kerja baru, dengan hati yang tulus meminta maaf dan memaafkan. Sudah tradisi.





Kegiatan itu dilanjutkan dengan sambutan Pak Hendadi, menggunakan wireless microphone. Dalam sambutannya Pak Hendadi kembali menyemangati karyawan Dinkes untuk kembali bekerja, dengan target, program yang sudah direncanakan. Penyerapan anggaran yang terus dipantau dan tentunya kebersamaan yang terus dipupuk sebagai energi untuk kerja bersama dalam satu atap, Dinas Kesehatan.

Namun sebelum menyampaikan sambutannya tadi, Pak Hendadi ditemani ketiga Kepala Bidang dan Bu Sekdin, yang tadinya sudah bersiap menempatkan diri di barisan sisi timur lingkaran staf yang memanjang itu, tiba-tiba berpindah tempat. 

"Agak maju lagi yuk. Ini ada bau sampah," ujarnya.

Ternyata bau itu dari TPS di belakang Dinas Kesehatan. Rupanya sama dengan yang terjadi di TPS lainnya. Membludak, overload. Cutinya petugas pengangkut sampah, dan karena aktivitas lebaran memproduksi lebih banyak sampah rumah tangga daripada hari biasanya. Akhirnya meluber, memanjang ke selatan hingga hampir 100 meter. Tak jarang menimbulkan bau, seperti yang terjadi di TPS belakang Dinkes yang baunya terasa sampai ke teras kantor itu.

Nampaknya DLH perlu kerja ekstra menyikapi sampah lebaran yang menambah kapasitas dan butuh ruang ini. Ya, masalah pengelolaan sampah ini masih berlanjut. Dan akan terus berlanjut selama masih belum ada tata kelola sampah dari tingkat unit kecil dulu seperti desa/dukuh/RW. 

Bayangkan, jika hanya misalnya, 10% saja sampah dari rumah tangga ini yang dibawa ke TPA, setelah sebelumnya mengalami proses pemilahan, penampungan, daur ulang, pengolahan, pemanfaatan, pasti ringan sekali beban pemerintah dalam mendistribusikan sampah sampai dengan ke TPA.

Pengurangan jumlah sampah ini sebenarnya harus diawali dari rumah tangga, yakni menerapkan 3R, Reduce, Reuse, Recycle. Mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang. Maka perlu mewujudkan keluarga peduli sampah. Bukan hanya pemerintah peduli sampah, aktivis peduli sampah, dinas peduli sampah, klinik peduli sampah, aparat peduli sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAUNCHING KABUPATEN TEGAL TERSENYUM, PROGRAM PENANGANAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MELALUI SEDEKAH PERTAMA DI JAWA TENGAH

Selasa (23/2/21) Rumah Sosial Kutub berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tegal telah melaksanakan Launching Tegal Tersenyum di Desa Uju...